UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Alamat : Jl. Seroja, Gang Jeruk, Kelurahan Tonja Denpasar Utara, Bali 80239
Telp : (0361) 4747770 | 081238978886 | 085924124866
Email : iik.medali[at]gmail.com
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Penanganan Dan Perawatan Pada Anak Cerebral Palsy
  19 February 2021 - Dibaca 1724 kali
  Oleh Administrator
Pengertian Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah cacat fisik yang paling umum terjadi masa kanak-kanak namun dalam banyak kasus penyebabnya masih belum diketahui. Istilah "cerebral palsy" menggambarkan sekelompok gangguan gerakan dan postur tubuh karena cacat atau lesi pada otak yang  belum matang (Bax 1964). 

Cerebral palsy merupakan salah satu jenis tunadaksa yang kelainannya terletak pada sistem cerebral (sistem syaraf pusat). Soeharso dalam Asep Karyana (2013: 34) mengatakan bahwa cerebral palsy adalah suatu cacat yang terdapat pada fungsi otak dan urat syaraf, dan penyebabnya terletak dalam otak. Kadang-kadang juga terdapat gangguan pada panca indera, ingatan dan psikologis (perasaan).

Penyebab Kondisi Cerebral Palsy

Cerebral Palsy bukanlah sebuah penyakit yang mengancam jiwa, melainkan sebuah kondisi, kecuali anak yang terlahir dengan kasus yang sangat parah (Maimunah, 2013). Dikarenakan cerebral palsy ini adalah sebuah kondisi, maka kerusakan yang terjadi pada otak tidak bisa disembuhkan atau dengan kata lain bersifat permanen, namun perawatan dan terapy dapat membantu mengatur dampaknya pada tubuh. Cerebral palsy ini juga bukanlah sesuatu yang menular, karena cerebral palsy terjadi disebabkan adanya kerusakan pada perkembangan otak. Sehingga, cerebral palsy ini bisa dikatakan sebagai kondisi yang kronis karena efeknya dalam jangka panjang atau seumur hidup. 

Setiap kasus cerebral palsy yang terjadi pada setiap orang merupakan kasus yang unik. Seseorang mungkin mengalami kelumpuhan total dan membutuhkan perawatan yang teratur, namun kasus lain juga mungkin seseorang mengalami kelumpuhan parsial yang memiliki sedikit tremor dan membutuhkan sedikit bantuan. Masing-masing kasus unik tergantung dari tipe kerusakan dan waktu terjadinya kerusakan pada perkembangan Tipe Anak dengan Cerebral Palsy. (Adina Riska Anindita & Nurliana Cipta Apsari. 2019).

Etiologi

Cerebral palsy tidak hanya disebabkan oleh satu penyebab. Untuk mengetahui secara pasti penyebeb cerebral palsy perlu dikaji mengenai riwayat kesehatan ibu dan anak serta onset penyakitnya. Penyebab CP kongenital tidak diketahui secara pasti pada sebagian besar kasus. Diperkirakan terjadi dengan kejadian spesifik pada masa kehamilan atau sekitar kelahiran, dimana terjadi kerusakan motorik pada otak yang sedang berkembang (Suharso, 2006). 

Tipe Anak dengan Cerebral Palsy

Cerebral palsy dapat dibagi ke dalam beberapa tipe motorik, sebagai berikut. 

  1. Spastik sebesar 80 – 90% merupakan bentuk paling umum. Otot terlihat kaku dan ketat. Muncul karena kerusakan korteks motorik (area motorik di otak). 
  2. Diskinesia sebesar 6% memiliki karakteristik gerakan involunteer seperti distonia, atetosis dan atau chorea. Muncul karena kerusakan area Ganglia Basalis di otak. 
  3. Ataxia sebesar 5% memiliki karakteristik gerakan gemetar. Mempengaruhi keseimbangan dan kesadaran posisi dalam ruang. Muncul karena kerusakan pada area Cerebellum otak. 
  4. Tipe campuran. Sejumlah anak dengan cerebral palsy dapat memiliki dua tipe motorik yang berbeda, seperti spastik dan distonia. 

Cebral Palsy dapat mempengaruhi bagian tubuh yang berbeda misalnya. 

  1. Spastik Quadriplegia/ Bilateral yaitu mempengaruhi anggota gerak kedua lengan dan tungkai terpengaruh. Otot-otot batang tubuh, muka, mulut juga sering terpengaruhi. 
  2. Spastik Diplegia/ Bilateral yaitu mempengaruhi anggota gerak kedua tungkai terpengaruh, lengan juga mungkin terpengaruh, namun pada tingkat yang lebih rendah. 
  3. Spastik Hemiplegia/ Unilateral yaitu mempengaruhi anggota gerak salah satu sisi tubuh (satu lengan dan satu tangan)
Intervensi Fisioterapi

Penatalaksanaan cerebral palsy membutuhkan penanganan multidisiplin dari dokter neurologi, ortopedi, psikiatri, dan fisioterapis. Peran fisioterapis adalah dengan memperbaiki kontrol postural dan motorik, melatih kekuatan otot, memperbaiki Range of Motion (ROM), mengurangi spastisitas dan kontraktur dari jaringan lunak, meningkatkan elastisitas otot dan sendi, meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan kemampuan koordinasi dengan melatih keseimbangan dan penggunaan alat bantu.

Pentingnya Penanganan & Perawatan Sejak Dini

            Beberapa orang sering mengaitkan Cerebral Palsy sebagai sebuah “kutukan”, sehingga anak yang mengalami sindrom ini cenderung dibiarkan dan tidak mendapat penanganan sejak usia dini .

Tentu hal ini sangat ironis karena kita tidak akan bisa hadir selamanya untuk merawat anak-anak. kehidupan anak Cerebral Palsy di masa mendatang tentu akan sulit sepeninggal orang tua, karena mereka tidak mampu mengurus dirinya sendiri.

Perawatan pada anak CP memerlukan pengertian dan kerjasama yang baik dari pihak orangtua/keluarga penderita (Somantri. S, 2017). Hal ini akan sangat tercapai dengan baik jika diorganisasi terpadu pada satu pusat klinik khusus.

Oleh karena itu, penting agar orang tua anak Cerebral Palsy mengikutsertakan anak mereka dalam berbagai jenis perawatan & terapi sejak usia dini. Hal ini karena dengan menjalani terapi dan perawatan yang baik maka anak Cerebral Palsy masih memiliki peluang untuk menjalani hidup secara normal.

Teknik-Teknik Fisioterapi pada Anak Cerebral Palsy

Teknik-teknik fisioterapi yang dapat diberikan kepada anak cerebral palsy antara lain: lain:

  1. Massage 

Terapi massage ini, ada beberapa macam manipulasi yang digunakan. Manipulasi-manipulasi tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan diberikannya massage. Macam-macam manipulasi yang dapat diberikan kepada anak yang mengalami cerebral palsy antara lain:

  1. Stroking adalah manipulasi yang dikerjakan dengan seluruh permukaan tangan untuk daerah yang luas atau dengan ujungujung jari atau ibu jari untuk daerah yang sempit. Kelembutan dan irama dari manipulasi ini dapat menenangkan syaraf-syaraf dan dapat mengurangi rasa sakit dan kekejangan otot.
  2. Petrissage Menurut (Bambang W & Slamet R. 2001: 57) Petrissage adalah masase yang dilakukan dengan cara memegang jaringan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan seluruh tangan kemudian ditekankan tegak lurus pada jaringan dibawahnya, atau jaringan diangkat dari susunan dibawahnya dengan tanpa dilepaskan dan dilakukan penekanan.
  1. Terapi Neurodevelopmental 

Neuro Developmental Treatment (NDT) merupakan salah satu terapi yang paling umum digunakan untuk intervensi anak-anak dengan gangguan perkembangan fisik. Terapi neurodevelopmental ini berfokus pada normalisasi otot hypertone atau hypotone. Terapi neurodevelopmental ini digunakan untuk melatih keseimbangan dan gerakan anak. 

3.   Exercise Therapy (Terapi Latihan) 

Exercise terapi sering merupakan kegiatan utama yang didukung oleh modalitas-modalitas lain. Terapi latihan ini dilakukan untuk merehabilitasi penderita Cerebral Palsy yang mengalami hambatan dalam kondisi fisiknya sehingga dapat berfungsi atau mendekati fungsi yang seharusnya.

Jenis- jenis terapi latihan yang dapat diberikan kepada anak yang mengalami cerebral palsy antara lain :

  1. Latihan Fleksibilitas (Range Of Movement) berfungsi untuk meningkatkan jangkauan gerak (ROM).
  2. Latihan Mobilitas bertujuan untuk memperbaiki jaringan musculoskeletal dan jaringan yang mengalami gangguan.
DAFTAR PUSTAKA

J Child Neurol 2014 29: 1141 originally published online 22 June 2014 Iona Novak Evidence-Based Diagnosis, Health Care, and Rehabilitation for Children With Cerebral Palsy.

Bax MC (1964): Terminology and classification of cerebral palsy. Developmental Medicine and Child Neurology 6: 295-307.

Suharso, D. 2006. Palsi Serebral dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Divisi Neuropediatri Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya : FK UNAIR/RS Dr. Soetomo.  

Bambang W. & Slamet R. (2010). Sport Massage: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Asep Karyana & Sri Widati. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa. Jakarta: Luxima.

Adina Riska Anindita & Nurliana Cipta Apsari. (2019) Pelaksanaan Support Group Pada Orangtua Anak Dengan Cerebral Palsy.

Maimunah, S. (2013). Studi Eksploratif Perilaku Koping Pada Individu Dengan Cerebral Palsy. Jurnal Imliah Psikologi Terapan Vol. 1 No. 1, 156-171.