UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Alamat : Jl. Seroja, Gang Jeruk, Kelurahan Tonja Denpasar Utara, Bali 80239
Telp : (0361) 4747770 | 081238978886 | 085924124866
Email : iik.medali[at]gmail.com
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
SPRAIN ANKLE
  5 August 2021 - Dibaca 5314 kali
  Oleh Administrator
Pengertian Sprain Ankle

Sprain ankle biasanya diartikan sebagai cedera olahraga tapi dapat juga terjadi pada aktifitas sehari-hari. Sprain ankle merupakan terulurnya atau terjadinya robekan pada ligamen penyusun sendi ankle, karena gerakan yang mendadak atau tiba-tiba pada posisi kaki terpuntir kesalah satu sisi yang menyebabkan ligamen tertarik melebihi batas normal elastisitasnya.

Penyebab Sprain Ankle

Penyebab terjadinya sprain ankle merupakan akibat dari gerakan pergelangan kaki yang melebihi kekuatan ligamen ankle. Menurut (Calatayud, 2014) , sprain ankle terjadi karena adanya cedera berlebihan (overstreching dan hypermobility) atau trauma inversi dan plantar fleksi yang tiba-tiba, ketika sedang berolahraga, aktivitas fisik, saat kaki tidak menumpu sempurna pada lantai atau tanah yang tidak rata sehingga hal ini akan menyebabkan telapak kaki dalam posisi inversi, menyebabkan struktur ligamen yang akan teregang melampaui panjang fisiologis dan fungsional normal, terjadinya penguluran dan kerobekan pada ligamen kompleks lateral, hal tersebut akan mengakibatkan nyeri pada saat berkontraksi, adanya nyeri tersebut menyebabkan imobilisasi sehingga terjadi penurunan kekuatan otot dan keterbatasan gerak.

Faktor – faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sprain ankle dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik, diantaranya sebagai berikut:

  1. Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan risiko sprain ankle adalah   jenis olahraga seperti  bola basket, bola voli, panjat tebing, sepak bola serta penggunaan sepatu dengan hak tinggi.
  2. Faktor Intrinsik yang berhubungan dengan risiko sprain ankle sebagai berikut :
    1. Jenis kelamin wanita lebih sering terkena sprain ankle dikarenakan adanya pengaruh hormon khususnya saat menstruasi di mana terjadi fluktuasi hormonal selama siklus.
    2. Range of motion pergelangan kaki yang terbatas menyebabkan penurunan lingkup gerak dan mengakibatkan meningkatnya risiko sprain ankle.
    3. Defisiensi pada keseimbangan yang meningkatkan cedera sprain ankle.
    4. Indeks massa tubuh atau BMI yang rendah.
    5. Kurangnya kekuatan, koordinasi dan ketahanan kardio respiratori.
    6. Abnormalitas anatomi dari kesejajaran lutut dan ankle dengan penurunan lingkup gerak dorsi fleksi (gerak ankle ke atas) akan meningkatkan risiko cedera ankle sprain.
    7. Indeks dari postur kaki (Flat foot) memiliki hubungan yang signifkan dengan keseimbangan statis sehingga apabila terjadinya gerakan secara mendadak atau tiba-tiba akan meningkatkan risiko cedera sprain ankle.
Derajat Pada Sprain Ankle

Derajat I = Robekan parsial tanpa laxity disertai edema ringan

Derajat II = Robekan parsial dengan laxity ringan disertai nyeri, bengkak, nyeri tekan, dan instabilitas derajat sedang

Derajat III = Robekan komplit disertai peningkatan nyeri, pembengkakan sedang, laxity yang lebih nyata, dan kadang sendi tidak stabil

Penatalaksanaan Fisioterapi

Penatalaksaan fisioterapi pada sprain ankle terdiri dari dua jenis yaitu fase akut dan fase kronis atau kronik. Pada fase akut penatalaksanaan fisioterapi dapat berupa PRICE, sedangkan pada fase kronis dapat diberikan terapi latihan.

1. Fase Akut dengan PRICE

  1. Protection  = penanganan pertama saat terjadi cedera sprain ankle, kita dapat melindungi aera yang mengalami cedera untuk mengurangi terjadinya cedera yang parah.
  2. Rest = selanjutnya aera yang mengalami cedera di istirahatkan terlebih dahulu untuk mengurangi terjadinya pembengkakan.
  3. Ice = penanganan selanjutnya adalah pemberian kompres dingin atau es, yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri serta meredakan pembengkakan apabila terdapat.
  4. Compression = menekan area yang mengalami cedera dan juga dapat memasangkan bandage
  5. Elevation = dalam kondisi ini, organ tubuh yang mengalami cedera harus diangkat dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung agar bengkak yang muncul segera hilang.

2. Fase Kronis dengan Terapi Latihan

Terapi latihan dilakukan setelah proses imobilisasi dilakukan dengan tepat dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses rehabilitasi. Oleh karena itu adapun bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut :

a. Towel Stretch

Posisikan pasien duduk di permukaan yang datar, selanjutnya mintalah pasien untuk meluruskan kakinya dan lingkarkan handuk di sekitar jari-jari ataupun telapak kaki, setelah itu mintalah pasien untuk menarik handuk secara perlahan dan pastikan lutut tetap lurus. Tahan posisi tersebut selama 15 – 30 detik lalu istirahatkan dan ulangi sebanyak 3 kali.

b. Active Ankle Range Of Motion Exercise

Pertama posisikan pasien duduk di permukaan yang datar, selanjutnya luruskan kaki pasien dan mintalah pasien untuk melakukan gerakan dorsiflexion, plantar flexion, inversion dan eversion. Lakukan gerakan ini 3 set 10 kali.

c. Biomechanical Ankle Platform System (BAPS)

Posisikan pasien berdiri di atas papan dengan rileks dan tetap di awasi oleh fisioterapis, lalu mintalah pasien untuk menggoyangkan papan dengan kaki yang dibuka selebar bahu, selanjutnya goyangkan papan ke arah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam secara bergantian. Latihan ini dapat dilakukan selama 20 kali dalam waktu 2 menit.

Daftar Pustaka
  1. Calatayud, J. B. 2014. Exercise and ankle sprain injuries : A comprehensive review. Physician and Sportsmedicine, 42(1), 88-93
  2. Informasi4, 2020.Patologi Sprain Ankle : Pengertian, Anatomi, Prevalensi, Tanda Gejala Ankle https://Sprain.sipatilmuku.xyz
  3. Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
  4. Venera Gaby, 2019. Penanganan Keseleo Pada Pergelangan Kaki. Artikel Musculoskeletal Rehabilititation Clinic. https://flexfreeclinic.com. Diakses Maret 2021.
  5. Tammy White, MS, PT, and Phyllis Clapis, PT,DHSc, OCS, 2009. Ankle Sprain Rehabilitation Exercise. RelayHealth. Diakses Maret 2021
  6. Setio Bimantoro, Laksmi Rahmah, 2016. Tingkat Pengetahuan Atlet Tentang Cedera Ankle Dan Terapi Latihan Di Persatuan Sepakbola Telaga Utama. Jurusan Pendidikan Keshatan dan Rekreasi FIK UNY. MEDIKORA, 15(1), 23-38