Pengertian Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan suatu penyakit yang timbul dari kompresi intermiten atau terus menerus yang terjadi karena saraf median terjebak saat melewati terowongan karpal dari pergelangan tangan menuju ke tangan. CTS disebabkan oleh trauma secara akumulatif yaitu ketika tangan digerakkan berulang-ulang pada periodesasi waktu tangan yang berlebihan. Hal tersebut menyebabkan otot atau ligamen dapat menjadi meradang sebagai akibat dari penekanan otot dan ligamen serta pembendungan terowongan karpal (Lazuardi, 2016).
Gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Pada penderita CTS, gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain penurunan fungsi pergelangan tangan, meliputi rasa seperti tersengat listrik, gemetar, kebas, nyeri pada pergelangan tangan dan lengan bawah, pergelangan tangan dan lengan bawah terasa kaku yang kadang disertai dengan bengkak. Seringkali gejala pertama timbul saat malam yang menyebabkan penderita terbangun dari tidurnya (Lazuardi, 2016). Tanda dan gejala CTS dapat dikategorikan menjadi 3 antara lain :
- Tahap 1 = Pasien merasakan sensasi seperti bengkak pada malam hari, selain itu pasien biasanya mengeluh mengalami nyeri dari pergelangan tangan hingga ke bahu, dan mati rasa pada jari, gejala ini biasanya hilang saat di pagi hari.
- Tahap 2 = Pasien merasakan gejala CTS sepanjang hari, kadang kala benda yang mereka sentuh akan terjatuh karena mereka sudah tidak bisa merasakan jari-jarinya lagi.
- Tahap 3 = Keluhan ini disertai dengan adanya pembengkakan, pada tahap ini nervus median mengalami kerusakan yang parah sehingga memerlukan pembedahan, saraf ini sudah tidak berfungsi lagi karena tertekan oleh jaringan yang membengkak di sekitar nervus median.
Faktor-faktor yang menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor yang berhubungan dengan pekerjaan dan faktor yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
- Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan pada risiko Carpal Tunnel Syndrome menurut (Bina Kurniawan, 2003) adalah adanya peningkatan gerakan yang sama setiap hari dan akan meningkatkan risiko untuk terjadinya peradangan yang terjadi pada tendon (tendinitis) yang terletak di dalam carpal tunnel bersama dengan saraf median. Kerusakan ini dapat menjadi penyebab terjadinya kompresi atau penekanan pada saraf median dan menimbulkan CTS dan meningkatkan tekanan pada carpal tunnel (Wardana, 2018).
- Faktor yang tidak berhubungan dengan pekerjaan diantaranya sebagai berikut :
- Usia. Bertambahnya usia mengakibatkan jaringan-jaringan dalam tubuh mengalami penurunan fungsi, hal ini dapat terjadi juga pada ligamen-ligamen yang ada di sekitar pergelangan tangan, berkurangnya kelenturan tangan ini dapat menyebabkan nervus medianus terjebak di terowongan carpal dan menimbulkan Carpal Tunnel Syndrome.
- Status gizi. Kenaikan berat badan berpotensi menimbulkan Carpal Tunnel Syndrome karena pada keadaan tubuh mengalami kegemukan, jaringan yang membesar terjadi di seluruh tubuh termasuk di pergelangan tangan, kompresi yang terjadi pada nervus medianus dapat menimbulkan keluhan Carpal Tunnel Syndrome.
- Penyakit Diabetes. Penderita diabetes, berpotensi mengalami Carpal Tunnel Syndrome karena diabetes meningkatkan risiko neuropati saraf tepi, salah satunya dapat terjadi pada nervus medianus.
- Trauma. Trauma yang meliputi adanya dislokasi, edema dan fraktur di lengan hingga pergelangan tangan. Pada saat terjadi trauma, struktur jaringan di sekitar nervus medianus mengalami perubahan, misalnya terjadi pembengkakan, terjadi pergeseran jaringan di sekitar saraf yang dapat mengakibatkan saraf terjepit dan menimbulkan Carpal Tunnel Syndrome.
- Pecandu Alkohol. Konsumsi alkohol terus menerus meningkatkan risiko neuropati, neuropati adalah kerusakan fungsi saraf, kerusakan ini dapat pula terjadi pada saraf tepi salah satunya nervus medianus, sehingga dapat menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome.
Latihan Pada Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Latihan peregangan otot atau streching dapat dilakukan dengan cara statis, dinamis, pasif dan kontraksi relaksasi (PNF). Streching secara statis dapat dipilih sebagai upaya pencegahan dan pengobatan CTS dengan fokus gerakan pada daerah otot pergelangan tangan, tangan dan lengan. Menurut (Anderson, 2000), ada beberapa contoh rangkaian gerakan yang bisa dilakukan dalam kasus Carpal Tunnel Syndrome yakni sebagai berikut.
1. Telapak, punggung dan pergelangan tangan dalam keadaan lurus sempurna atau posisi anatomis, kemudian jari-jari tangan mencengkram. Gerakan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot tubuh bagian atas, khususnya tangan.
2 Lipat jari-jari tangan ke arah dalam sehingga membentuk sudut 90° kemudian jari-jari tangan dalam posisi menggenggam. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang sebanyak 4 kali. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dengan menggunakan otot tangan dengan baik terutama jari-jari tangan.
3. Katupkan kedua tangan dan kunci posisi tersebut dengan jari-jari tangan kemudian putar tangan dan pergelangan tangan searah jarum jam. Fokus utama pada gerakan ini adalah pergelangan sendi pada pergelangan tangan. Gerakan ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan mobilitas dari pergelangan tangan agar pergelangan sendi menjadi rileks.
4. Posisi tangan tetap seperti gerakan pada nomor 3, tetapi putar pergelangan tangan berlawanan dengan arah jarum jam. Gerakan ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan mobilitas dari pergelangan tangan agar pergelangan sendi menjadi rileks.
5. Luruskan tangan kemudian buka jari-jari tangan selebar-lebarnya sampai terasa adanya tekanan pada jari-jari tangan. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kelenturan cakupan jari-jari tangan.
Semua gerakan streching tersebut tidak boleh dilakukan lebih dari 5 menit tiap kali pelaksanaannya, tetapi dapat diulang sebanyak 3-4 kali dalam sehari. Latihan peregangan otot yang dilakukan secara berkelanjutan dapat memperbaiki saraf medianus yang terperangkap di terowongan carpal pada pergelangan tangan, sehingga akan dapat mengurangi gejala atau rasa nyeri yang ada pada Carpal Tunnel Syndrome (Puspitasari, 2015).
Daftar Pustaka
- Anderson, B. (2000). Streching 20th Anniversary Revised Edition . USA: Shelterpub.
- Bina Kurniawan, S. J. (2003). Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 31-37.
- Erlangga Rendra Wardana, S. j. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pekerja Unit Assembling PT X Kota Semarang Tahun 2018. Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
- Lazuardi, I. M. (2016). Determinan Gejala Carpal Tunnel Syndrome ( CTS ) pada Pekerja Pemecah Batu ( Studi pada Pekerja Pemecah Batu di Kecamatan Sumbersari dan Sukowono Kabupaten Jember). Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
- Sendhi Tristanti Puspitasari, F. P. (2015). Latihan Peregangan Otot Pergelangan Tangan. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang.