UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Alamat : Jl. Seroja, Gang Jeruk, Kelurahan Tonja Denpasar Utara, Bali 80239
Telp : (0361) 4747770 | 081238978886 | 085924124866
Email : iik.medali[at]gmail.com
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
PNEUMONIA PADA BALITA
  22 November 2021 - Dibaca 464 kali
  Oleh Administrator
Pengertian Pneumonia

Pneumonia adalah keradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi atau balita (Hidayat, 2006). Pneumonia merupakan penyakit pernapasan akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan balita. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang ditandai dengan batuk pilek yang disertai sesak nafas atau frekuensi nafas yang menjadi lebih cepat. Penyakit ini dapat menyerang segala usia, akan tetapi lebih sering menyerang pada usia balita (Susanti, 2016).

Faktor-Faktor Penyebab Pneumonia 

Menurut (Rigustia, Zeffira, & Vani, 2019) terdapat dua faktor yang merupakan penyebab pneumonia yakni sebagai berikut.

1. Faktor anak yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita

  1. Status Gizi. Status gizi yang kurang dan buruk dapat menyebabkan gangguan sistem imun. Organ timus sangat sensitif terhadap malnutrisi karena kekurangan protein dapat menyebabkan atrofi timus. Hampir semua mekanisme pertahanan tubuh memburuk dalam keadaan malnutrisi. 
  2. Umur Balita. Bayi dan balita memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang masih lemah dibanding orang dewasa, sehingga balita masuk ke dalam kelompok yang rawan terhadap infeksi seperti influenza dan pneunomia. Hal ini disebabkan oleh imunitas yang belum sempurna dan saluran pernapasan yang relatif sempit.
  3. Jenis Kelamin. Anak laki-laki adalah faktor risiko yang mempengaruhi kesakitan pneumonia. Hal ini disebabkan karena diameter saluran pernapasan anak laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan anak perempuan atau adanya perbedaan dalam daya tahan tubuh antara anak laki-laki dan perempuan.
  4. Berat Badan Lahir. Bayi dengan berat lahir rendah pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna, pertumbuhan dari maturasi organ dan alat-alat tubuh belum sempurna akibatnya bayi dengan berat badan lahir rendah lebih mudah mendapatkan komplikasi dan infeksi, terutama pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya.
  5. Riwayat ASI Eksklusif. Kandungan ASI sudah lengkap yaitu terdiri dari lemak, protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan unsur-unsur anti infektif. Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir.
  6. Riwayat Imunisasi Campak. Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Balita yang telah mendapatkan imunisasi campak diharapkan dapat terhindar dari penyakit campak dan pneumonia yang merupakan komplikasi paling sering terjadi pada anak yang mengalami campak.

2. Faktor Ibu dan Lingkungan

  1. Pendidikan Ibu. Ibu balita yang mempunyai pendidikan rendah berpeluang mengalami pneumonia lebih besar dibanding ibu balita yang berpendidikan tinggi.
  2. Kebiasaan Anggota Keluarga yang Merokok. Asap rokok mengandung partikel seperti hidrokarbon polisiklik, karbon monoksida, nikotin, nitrogen oksida dan akrolein yang dapat menyebabkan kerusakan epitel bersilia, serta menekan aktifitas fagosit dan efek bakterisida sehingga mengganggu sistem pertahanan paru.
Gejala Klinis Pneumonia 

Menurut (Kemenkes RI, 2010), secara umum gejala pneumonia diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu :

  1. Gejala Umum. Misalnya demam, sakit kepala, maleise, nafsu makan kurang, gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare.
  2. Gejala Respiratorik. Seperti batuk, napas cepat (tachypnoe/fast breathing), napas sesak (retraksi dada/chest drawing), napas cuping hidung, air hunger dan sianosis.
Penularan Pneumonia

Pneumonia termasuk ke dalam kategori penyakit menular yang menyerang bayi dan balita. Cara penularan pneumonia pada umumnya melalui percikan ludah (batuk oleh penderita lain dan tidak ditutup), kontak langsung melalui mulut atau melalui kontak secara tidak langsung melalui kontaminasi pada alat makan. Penyebaran infeksi pneumonia ada dua, yaitu :

  1. Melalui aerosol (mikroorganisme yang melayang-layang di udara) yang keluar pada saat batuk maupun bersin.
  2. Melalui kontak langsung dari benda yang telah tercemar mikroorganisme penyebab (hand to hand transmision).
Pelaksanaan Fisioterapi

Fisioterapi dada merupakan salah satu pelaksanaan fisioterapi yang sering dilaksanakan pada  penderita penyakit respirasi, baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit sistem pernafasan. Fisioterapi dada merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. Fisioterapi dada merupakan suatu metode tindakan keperawatan terapi untuk membuka jalan nafas dan mengencerkan dahak dengan cara melakukan Postural drainage dan Clapping pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan misalnya pneumonia. Tindakan Postural drainage merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernapasan. Tindakan Postural drainage diikuti dengan tindakan Clapping (penepukan/perkusi). Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior. Dalam memberikan fisioterapi dada pada anak harus diingat keadaan anatomi dan fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna (Potter & Perry, 2010).

Indikasi Postural Drainage

1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada:

a. Pasien yang memakai ventilasi

b. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama

c. Pasien dengan batuk yang tidak efektif

2. Mobilisasi sekret yang tertahan :

a. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret

b. Pasien dengan abses paru

c. Pasien dengan pneumonia

d. Pasien pre dan post operatif

e. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk 

Kontraindikasi Postural Drainage 
  1. Tension pneumotoraks
  2. Hemoptisis
  3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi dan hipertensi
  4. Edema paru
  5. Efusi pleura yang luas 
Tujuan Fisioterapi Dada 
  1. Untuk mengembalikkan, memelihara, dan memperkuat fungsi otot-otot pernapasan
  2. Untuk mencegah dan mengatasi hipoksia
  3. Untuk meningkatkan efisiensi pernapasan 
Daftar Pustaka
  1. Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 edisi 1 . Jakarta: EGC.
  2. Kemenkes RI. (2010). Pneumonia Balita. Buletin Jendela Epidemiologi.
  3. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental of nursing : Fundamental keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC.
  4. Rigustia, R., Zeffira, L., & Vani, A. (2019). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadia Pneumonia pada Balita Di Puskesmas Ikur Koto Kota Padang. Health & Medical Journal, I(1).
  5. Said, M. (2015). Buku Ajar Respilogi Anak edisi pertama. (B. S. Nastiti N Rahajoe, Ed.) Jakarta: IDAI.
  6. Susanti, S. (2016). Pemetaan Penyakit Pneumonia di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 5(2), 117-124.