UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Alamat : Jl. Seroja, Gang Jeruk, Kelurahan Tonja Denpasar Utara, Bali 80239
Telp : (0361) 4747770 | 081238978886 | 085924124866
Email : iik.medali[at]gmail.com
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
FROZEN SHOULDER
  4 December 2021 - Dibaca 1627 kali
  Oleh Administrator
Pengertian Frozen Shoulder

Frozen Shoulder adalah kondisi yang ditandai dengan adanya keterbatasan yang signifikan dari gerak aktif dan pasif bahu yang terjadi karena kerusakan pada jaringan dalam. Selain itu frozen shoulder dideskripsikan sebagai kondisi bahu dengan ciri ciri rasa nyeri dan keterbatasan range of motion (ROM) pada gerakan aktif dan pasif yang akan mengganggu kegiatan sehari-hari. Frozen shoulder terjadi akibat kapsul sendi yang mengelilingi sendi area bahu menjadi mengkerut dan membentuk jaringan parut, kondisi ini disebut capsulitis adeshiva bahu (Dewa, 2021).

Faktor Penyebab Frozen Shoulder

1. Usia

Kebanyakan kasus terjadi pada pasien dengan usia 40-60 tahun dan lebih banyak mengenai wanita, berhubungan dengan proses penuaan tahap klinik. Pada tahap ini penurunan sistem tubuh berlanjut, khususnya penurunan level hormon antara lain level hormon dehydroepian-drosterone, testosteron, growth hormone dan estrogen.

2. Diabetes Melitus

Pasien dengan riwayat diabetes melitus memiliki risiko lebih besar mengalami keterbatasan dalam sendi, tidak hanya di bahu namun pada sendi lainnya. Penggunaan insulin juga memperbesar risiko kekakuan sendi.

3. Operasi

Kekakuan juga dapat terjadi pasca operasi. Contoh umum termasuk diseksi aksila dan diseksi leher, terutama diseksi aksila dengan kombinasi terapi radiasi. Frozen shoulder digambarkan sebagai penghalang untuk rehabilitasi setelah operasi kanker payudara.immobilitasi sejumlah besar rujukan untuk kekakuan bahu setelah masa istirahat yang sering di rekomendasikan oleh dokter.

4. Penyakit Diskus Cervical

Degeneratif pada C5-C6 dan C6-C7 menjadi faktor umum kekakuan bahu. Pasien dengan radikulopati cervical dan sakit bahu mengalami kecendrungan kekakuan bahu.

5. Genetika

Keturunan berpengaruh lebih dari 40% pada kasus Frozen shoulder, namun tidak ditemukan gen tertentu yang telah didentifikasikan (Suharti, 2018)

Gejala Frozen Shoulder

Ciri khas dari Frozen Shoulder adalah berkembang secara lambat dan terdiri atas 3 fase, masing–masing fase dapat berlangsung berbulan–bulan. Fase yang pertama adalah fase nyeri, nyeri terjadi pada semua gerakan bahu dan gerakan bahu mulai terbatas. Fase kedua adalah fase kekakuan dengan tanda–tanda nyeri mulai berkurang, tetapi bahu menjadi kaku dan pergerakan berkurang. Gerakan berlebihan harus di hindari karena menyebabkan nyeri, tetapi bahu masih dapat digunakan dengan normal, fase ketiga adalah fase penyembuhan yaitu saat pergerakan bahu mulai membaik (Ismanda, 2019).

Penanganan Fisioterapi Pada Frozen Shoulder 

1. Modalitas Short Wave Diathermy ( SWD )

Merupakan metode alternatif yang mengaplikasikan energi elektromagnetik dengan arus bolak balik berfrekuensi 27,12 MHZ. Manfaat dari short wave diathermy adalah untuk mengurangi spasme.

  1. Indikasi pada short wave diathermy :
    • Short wave diathermy sering digunakan untuk kasus-kasus musculoskeletal (tendinitis, tenosynovitis, bursitis, kapsulitis, dll), nyeri (tengkuk, punggung bawah, myofascial, dll ), arthritis, kekakuan sendi, relaksasi otot dan inflamasi kronik. Dalam hal ini, pemakaian modalitas pemanasan dalam dimaksudkan untuk meminimalkan pemanasan di jaringan permukaan/superfisial ( kutis dan subkutis ) serta memaksimalkan pemanasan pada jaringan yang lebih dalam sehingga dapat tercapai pemulihan yang lebih cepat.
  2. Kontraindikasi pemakaian short wave diathermy yaitu :
    1. Secara umum :
      • Trauma akut, inflamasi
      • Gangguan sirkulasi
      • Edema
      • Scar yang besar
      • Gangguan sensibilitas
      • Keganasan
      • Gangguan kognitif dan komunikasi sehingga sulit melaporkan nyeri.
    2. Secara khusus :
      • Adanya logam ( perhiasan, pacemaker, IUD, implant, dll )
      • Kehamilan dan menstruasi
      • Imaturitas tulang
      • Lensa kontak 

2.  Exercise atau terapi latihan

  • Merupakan salah satu usaha dalam pengobatan fisioterapi yang di dalam pelaksanaannya menggunakan latihan gerak baik secara aktif maupun pasif dengan sasaran orang yang sehat maupun sakit. Terapi latihan bertujuan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi dan dapat memperkuat otot – otot. Otot – otot dapat diperbaiki dengan terapi latihan yang dilakukan secara rutin dan berulang. Pemberian latihan dapat di kerjakan dengan berbagai posisi dan sesuai dengan ukuran yang bisa meningkatkan lingkup gerak sendi pada tangan tersebut dan sebatas tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan pada pasien, jika terasa sakit maka latihan diberikan pada gerak otot yang seminimal mungkin rasa sakitnya. Terapi latihan dilakukan secara benar, berulang-ulang, teratur dan berkesinambungan.
  •  
  • Tujuan Dari terapi Latihan :
    1. Meningkatkan aktifitas gerak penderita
    2. Meningkatkan kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat melakukan gerakan yang berfungsi serta memiliki tujuan tertentu, sehingga dapat beraktifitas normal (Purnomo, 2017). 
Salah Satu Terapi Latihan Oleh Fisioterapi
  1. Latihan Pendular Codman adalah salah satu teknik terapi latihan menggerakkan sendi glenohumeral secara pasif melalui pengaruh gravitasi gerakan pendular lengan dan otot-otot regio sendi glenohumeralis dalam keadaan relaksasi. Latihan Pendular Codman juga merupakan distraksi dan occilasi yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan nutrisi pada permukaan sendi, memperlancar mobilisasi sendi, meningkatkan ekstensibilitas kapsul sendi glenohumeralis pada penderita frozen shoulder (Salim, 2014).
  2. Gerakan pada terapi ini yaitu sebanyak 8 kali pengulangan dalam 3 set, dan dilakukan 3 hari dalam seminggu. Berikut ini merupakan cara pelaksanaan terapi codman pendulum exercise.
    1. ​​Posisi pasien berdiri secara anatomis
    2. Condongkan sebagian tubuh kedepan, letakkan satu lengan yang normal di atas meja untuk menonpang tubuh.
    3. Lengan yang lain berada pada posisi yang menggantung, kemudian ayunkan lengan dengan berputar kedepan dan belakang sebanyak 8 kali pengulangan dalam 3 set.
    4. Untuk meningkatkan kekuatan otot dapat diberikan beban dengan memegang barbel atau botol minuman yang telah diisi air  (Ismanda, 2019). 
Daftar Pustaka  
  1. Dewa, A. L. (2021). Kombinasi Mobilization With Movement Dan Hold Relax Exercise Lebih Baik Dibandingkan Kombinasi Mobilization Menurunkan Disabilitas Pada Kasus Frozen Shoulder Idiopatik Di Denpasar. Sport and Fitness Journal, 9, 1-10.
  2. Ismanda, S. N. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Frozen Shoulder Dekstra Dengan Modalitas Ultrasound Diathermy Dan Codman Pedulum Exercise Di Rsud Cibabat Kota Cimahi . Jurnal Infokes- Politeknik Piksi Ganesha , 106.
  3. Purnomo, D. (2017). Pengaruh Short Wave Diathermy ( SWD ) dan Terapi Latihan terhadap Frozen Shoulder Dextra. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi ( JFR ) , 66.
  4. Salim, J. (2014). Penambahan Teknik Manual Therapy Pada Latihan Pendular Codman Lebih Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi Pada Sendi Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder (Vol. 14). Jakarta: Jurnal Universitas Esa Unggul.
  5. Suharti, A. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Frozen Shoulder Sinistra Terkait Hiperintensitas Labrum Posterior Superior di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Jurnal Vokasi Indonesia.