UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Alamat : Jl. Seroja, Gang Jeruk, Kelurahan Tonja Denpasar Utara, Bali 80239
Telp : (0361) 4747770 | 081238978886 | 085924124866
Email : iik.medali[at]gmail.com
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Nyeri Tajam pada Tumit? Waspada Plantar Fasciitis!
  22 May 2023 - Dibaca 224 kali
  Oleh Administrator
Pengertian Plantar Fasciitis

Plantar Facitis merupakan nyeri tumit yang disebabkan peradangan atau iritasi pada fascia plantaris. Plantar fascitis ditandai dengan adanya keluhan nyeri pada tumit saat injakan pertama di pagi hari, saat berjalan nyeri biasanya akan lebih berkurang. Namun rasa sakit kemungkinan dirasakan lagi saat berdiri lama atau bangun dari posisi duduk. Rasa sakit biasanya dirasakan pada bagian depan dan dasar tumit (Assad et al.,2016).

Tumit dan telapak kaki merupakan tempat pusatnya tekanan, maka cenderung mengalami gangguan gerak dan fungsi yang sangat beragam, karena titik pusat berat badan yang secara total dipindahkan pada saat ambulansi yang dapat menyesuaikan diri dengan baik untuk melaksanakan fungsi pada saat berjalan (Hapsari & Imania, 2016).

Plantar fasciitis atau nyeri tumit merupakan kondisi umum dimasyarakat pada semua lapisan umur dan pada tingkat aktivitas yang bervariasi yang disebabkan oleh perubahan atau peningkatan topangan pada telapak kaki, kurangnya kelenturan otot-otot betis, kelebihan berat badan, dan luka tiba-tiba. Berbagai istilah telah digunakan untuk menggambarkan plantar fasciitis, termasuk tumit pelari, tumit petenis, dan tumit polisi. Meskipun keliru, kondisi ini kadang-kadang disebut sebagai tumit taji oleh masyarakat umum (Wulan & Rahayu, 2016).

Epidemiologi

Plantar fasciitis dapat terjadi pada semua usia terutama pada pertengahan usia dan lanjut usia. Diperkirakan terjadi pada sekitar 10% dari populasi umum dan 83% dari pasien ini adalah orang dewasa yang aktif bekerja antara usia 25 dan 65 tahun. Ada beberapa faktor yang lebih beresiko selain usia yaitu pekerjaan atau aktivitas yang lebih banyak berdiri atau berjalan, obesitas, kehamilan, diabetes melitius, penggunaan sepatu kurang tepat serta aktivitas fisik yang berlebihan seperti atlit (Lestari, 2021).

Etiologi

 Ada empat penyebab terjadinya plantar fasciitis yaitu usia, kelebihan berat badan, penggunaan sepatu yang tidak tepat dan penggunaan plantar fascia yang berlebihan. Beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab yakni:

1. Usia

Dengan pertambahan umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan dan terjadi masalah degeneratif. Pada orang yang berusia lanjut atau tua terjadi peningkatan degeneratif salah satunya pada daerah plantar fasciia (Masela, 2018)

2. Kelebihan berat badan (obesitas)

Peningkatan indeks masa tubuh dapat menjadi faktor resiko untuk nyeri tumit, dengan meningkatnya indeks masa tubuh maka tekanan internal pada tumit semakin besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan struktur jaringan dan meningkatkan resiko terjadinya plantar fasciitis sebanyak 2 kali lipat (Masela, 2018)

3. Penggunaan sepatu yang tidak tepat

Penggunaan sepatu yang tidak tepat atau sepatu dengan hak tinggi akan beresiko berakibat pada keluhan muskuloskeletal dan sampai terjadi nyeri pada telapak kaki. Munculnya nyeri pada telapak kaki dikarenakan adanya peregangan pada ligamen plantar fascia dan tekanan yang berlebih pada tumit (Sinta, et al., 2014)

4. Penggunaan plantar fascia yang berlebihan

Aktivitas berlebihan maka plantar fascianya akan terjadi iritasi, inflamasi dan kemungkinan yang lain akan terjadi kerobekan jika pada plantar fascia terjadi penekanan yang berulang (Quratul’aini, 2017)

Patofisiologi

Patofisiologi dari nyeri plantaris berawal dari tekanan yang berlebihan pada plantar fascia, yang disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang termasuk yaitu kurang fleksibilitasnya plantar fascia seta pemendekan otot-otot gastroc, lemahnya otot-otot intrinsik kaki dan yang utama yakni otot tibialis posterior pada ankle, penambahan berat badan atau aktivitas yang berat serta berkurangnya proprio-sepsi. Hal tersebut akan mengakibatkan tarikan pada fascia, sehingga terjadi kerobekan dan menyebabkan radang pada plantar fascia. Efek dari berdiri atau berjalan lama dan tekanan yang berlebihan dari plantar fascia, akan mengakibatkan perubahan pada serabut collagen yang akan menyebabkan kandungan air menurun. Sehingga dapat menurunkan jarak diantara serabut-serabut collagen dan menimbulkan pergerakan yang berubah menjadi bebas diantara serabut-serabut. Penurunan kandungan air serta gerakan diantara serabut collagen menyebabkan jaringan menjadi kurang elastis dan lebih rapuh, sehingga akan menimbulkan serabut collagen dalam pola yang acak, selain itu berlebihannya produksi fibroblast saat fase produksi akan membentuk jaringan fibrous yang tidak beraturan sehingga menimbulkan terjadinya abnormal crosslink yang akan mengakibatkan perlengketan pada jaringan. Terjadinya abnormal crosslink disertai dengan peradangan pada plantar fascia akan menimbulkan nyeri tekan pada plantar fascia (Suryakencanawati, et al., 2015).

Tanda dan Gejala Klinis

 Plantar fasciitis biasanya muncul secara bertahap, tetapi bisa juga datang dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat. Walaupun dapat mengenai kedua kaki, tapi lebih sering terjadi hanya pada satu kaki saja. Gejala yang biasanya dirasakan pada penderita plantar fasciitis adalah sebagai berikut  (Wibowo, 2011):

  1. Nyeri yang tajam seperti tertusuk di bagian dalam telapak kaki atau daerah tumit
  2. Nyeri pada tumit akan cenderung bertambah buruk pada langkah pertama ketika bangun tidur, ketika naik tangga atau pada saat jinjit.
  3. Nyeri berkurang ketika sudah lama berjalan lalu akan timbul lagi setelah duduk lama lalu berdiri dan berjalan
  4. Nyeri telapak kaki setelah berolahraga, tetapi tidak nyeri saat sedang berolahraga.

Pemeriksaan Spesifik

Pemeriksaan spesifik kusus plantar fasciitis dapat menggunakan:

a.Windlass Test.

Pelaksanaannya dengan posisi pasien tidur terlentang atau dalam posisi relax, terapis menggerakkan ankle ke arah dorsi flexi secara pasif dan ekstensi pasif jari-jari kaki, kemudian palpasi pada perbatasan medial fascia plantar. Jika pasien mengalami nyeri maka positif terkena fasciitis plantaris.

b.Calcaneal Squeeze Test

Posisi pasien tidur terlentang. Posisi pemeriksa di depan tungkai pasien yang akan di test.  Genggam calcaneus pasien dengan kedua tangan. Selanjutnya lakukan gerakan seperti memeras calcaneus. Interpretasi test positif jika saat di peras pasien merasa nyeri.

Modalitas Fisioterapi 

Ultrasound (US)

Pada area yang akan diterapi diberikan gel sebagai media dan kemudian transduser ditempelkan lalu mesin dihidupkan (start) dan digerak secara sirkuler. Transduser harus selalu bergerak dan menempel pada kulit. Selama proses terapi berlangsung terapis harus mengontrol rasa hangat yang dirasakan pasien. Setelah terapi selesai (stop), bersihkan tumit dan transduser bekas gel dengan tissue dan alkohol kemudian alat dirapikan seperti semula. Frekuensi 3MHz, Intensitas 0,7 W/cm2, dan waktu pelaksanaan fisioterapi = luas area:ERA= X menit (Suri, 2016)

Terapi Latihan

a.Latihan calf stretch

Posisi : pasien menghadap dinding, berdiri sekitar dua, tiga kaki dari tembok, lakukan dorongan dengan tangan responden pada 5 tembok. Dengan kaki yang sakit dibelakang dan kaki lainnya didepan. Dorong tembok, jadikan kaki yang didepan sebagai tumpuan, sementara meregangkan kaki yang belakang, tumit kaki yang belakang menempel dilantai. Dosis : tahan posisi selama 10 detik, pengulangan 10 (sepuluh) kali, dan dilakukan 3 (tiga) kali sehari.

b.Latihan peregangan dengan Counter Top

Posisi : pasien menghadap depan dengan memegang counter top. Letakkan kaki terpisah dengan satu kaki yang lain. Kemudian tekuk lutut sampai dalam posisi jongkok tahan. Tahan posisi tumit dilantai selama 10 detik. Dosis : Tahan posisi tumit dan kaki yang meregang 10 detik, kemudian rileks, luruskan kembali. Ulangi 10 (sepuluh) kali. Lakukan 3 (tiga) kali sehari.

c.Latihan Achilles Tendon Stretch

Posisi : posisikan ke-2 distal telapak kaki bertumpu pada anak tangga. Tekan tumit pelan kebawah sampai terprovokasi nyeri ditelapak kaki. Dosis : tahan posisi 10 (sepuluh) detik, istirahat, ulangi gerakan 10 kali. Lakukan 3 (tiga) kali sehari (Hendarto, 2015).

Daftar Pustaka

 Assad, S. et al., 2016. National Library of Medicine. [Online]Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5215813/[Accessed 12 2022].

Hendarto, D., 2015. Efek Active Stretching Otot Plantar Flexor Ankle Terhadap Penurunan Nyeri Fasciitis Plantaris, Surakarta: s.n.

Hapsari, H. D., & Imania, D. R. (2016). Perbedaan Pengaruh Penambahan Proprioseptif Neuromuscular Fasilitation (PNF) Stretching Hold Relax pada Intervensi Ultrasound terhadap Nyeri Plantar Fasciitis di SMP N 1 Sambirejo Sragen (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).

Lestari, A. W., 2021. Penatalaksanaan Fisioterapi Dengan Modalitas Transcutaneus Electrical Nerve (Tens), Ultrasound (Us) Dan Terapi Latihan Pada Kasus Plantar Fasciitis Sinistra Di Rsud Ibnu Sina Kabupaten Gresik, Gresik: Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik.

Masela, I. M., 2018. Hubungan bentuk kaki dan berat badan terhadap kejadian plantar fasciitis pada usia lanjut, Jakarta: FK - Usakti.

Pradnyandari, K. S., Nurhesti, P. O. Y. & Juniartha, I. G. N., 2022. Hubungan Antara Jenis Sepatu Dan Tinggi Hak Sepatu Dengan Nyeri Tumit (Plantar Fasciitis) Pada Pegawai Kantoran. Community of Publishing in Nursing (COPING), Volume 10.

Quratul’aini, I., 2017. Perbandingan Efektivitas Self Stretching Dan Myofascial Release Terhadap Penurunan Nyeri Kasus Plantar Fasciitis Pada Siswi Di Johnny Andrean School, Malang: umm.ac.id.

Sinta, C. R., Rumampuk, J. F. & Lintong, F., 2014. Analisis Pengaruh Tinggi Hak Sepatu Terhadap Nyeri Kaki Pada Pramuniaga Kosmetik Di Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2.

Suri, R. P. A. M., 2016. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Fasciitis Plantaris Bilaterall Di Rst. Dr. Soedjono Magelang, Surakarta: s.n.

Suryakencanawati, A. S. I., Andiyani, N. L. N. & Primayanti, I. D. A. I. D., 2015. Hubungan Tinggi Hak Sepatu Terhadap Kasus Nyeri Plantaris Pada Karyawan Wanita Yang Bekerja Di MDS, s.l.: s.n.

Wibowo, S., 2011. 100 Question and Answer :Asam Urat, s.l.: Elex Media Komputindo.

Wulan, A. J., & Rahayu, A. (2016). Risiko pemakaian sepatu hak tinggi bagi kesehatan tungkai bawah. Jurnal majority, 5(3), 22-27.