WASPADA CHONDROMALACIA PATELLA! NYERI LUTUT BAGIAN DEPAN
Chondromalacia patella adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pelunakan dan degenerasi tulang rawan di bawah patella, yang disebabkan oleh penggunaan berlebihan (mikrotrauma), retinacular tightness, postur patella yang menyimpang, sudut Q yang tidak teratur, kelemahan atau ketidakseimbangan paha depan, atau kombinasi dari faktor-faktor ini yang menyebabkan nyeri lutut, ketidaknyamanan, dan potensi ketidakstabilan selama gerakan (ParkJ, et al, 2021). Tulang rawan artikular di bawah patela biasanya halus dan mengkilap sehingga dapat meluncur ke bawah alur tulang paha saat lutut menekuk. Namun, pelunakan tulang rawan ini dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan bawah patella, menghasilkan Chondromalacia Patella (Hafez AR, et al, 2012).
Faktor yang berperan terhadap perkembangan chondromalacia patella yaitu:
Menurut (Duran et al., 2016):
Menurut (Lee et al., 2020):
Chondromalacia patella merupakan suatu kondisi dimana adanya gejala nyeri pada bagian anterior lutut dan keterbatasan fungsi lutut yang disebabkan oleh kerusakan dan perubahan bentuk tulang rawan juga jaringan lain disekitar periosteum, subchondral, dan permukaan tulang. Hal ini terjadi karena adanya perubahan alur gerak patella terhadap troclear femur oleh karena kelemahan otot vastus medialis dan karena adanya genu valgus. Sehingga gerakan tersebut menyebabkan sisi tulang rawan menajadi tipis dan erosi sampai ke permukaan subchondral, periousteum patella dan trochlear femur robek sampai permukaan tulang, gesekan antar tulang menyebabkan kerusakan permukaan tulang sehingga menjadi kasar dan timbul nyeri. Ada 4 grade chondromalacia patella yaitu:
Grade I : pembengkakan dan pelunakan tulang rawan patela
Grade II : pelunakan tulang rawan patela beserta awal dari retakan tulang rawan
Grade III : fisura memanjang disertai penipisan tulang rawan patela
Grade IV : tulang rawan patela hancur hingga tulang subkondral
Tanda dan gejala-gejala chondromalacia patella umumnya bisa terjadi:
Tes Spesifik
Clarke’s sign Test
Prosedur Pelaksanaan:
Pasien berbaring telentang dengan lutut diluruskan. Posisikan diri anda di samping pasien pada sisi yang terlibat dan letakkan ruang jempol di tepi superior patela. Kemudian minta pasien untuk mengontraksikan otot paha depan seolah-olah mereka sedang merentangkan lutut saat anda memberikan tekanan ke bawah pada patela.
Tes Positif:
Nyeri saat menggerakkan patella atau ketidakmampuan menyelesaikan tes merupakan indikasi disfungsi patellofemoraldan dianggap sebagai tes positif.
Extension Resistance Test
Prosedur Pelaksanaan:
Ekstensi Lutut (Tes untuk grade 3 hingga 5):
Tes positif:
Ketika lutut yang terkena menunjukkan kekuatan yang lebih kecil untuk menahan tekanan. Bila positif dapat dikatakan mekanisme ekstensor lutut terganggu.
Patellofemoral Grind Test
Prosedur Pelaksanaan :
Posisikan pasien berbaring terlentang dengan lutut diluruskan kemudian fisioterapis menggunakan genggaman jari telunjuk dan ibu jari dari kedua tangan memfiksasi superior dan inferior dari patella. Patella secara bertahap dikompresi terhadap tulang paha dan digerakkan secara inferior dan superior, kemudian sliding permukaan posterior patella terhadap condilus femoralis.
Tes positif: Apabila timbul rasa nyeri dilutut bagian anterior pasien.
Patella Apprehension Test
Prosedur Pelaksanaan:
Tes dilakukan dengan posisi pasien berbaring terlentang dengan lutut ditekuk hingga 30°. Pastikan paha depan rileks untuk memungkinkan gerakan pasif patella. Lalu terapis menggunakan ibu jari kedua tangan, dan menekan sisi kearah medial atau lateral patella pasien.
Tes positif : Tes positif jika pasien merasakan nyeri dan menimbulkan rasa takut pasien karena mungkin terkejut dengan besarnya perpindahan lateral patella, dan mungkin merasa tidak nyaman.
Modalitas:
Ulrasound
Salah satu modalitas fisioterapi yang menggunakan gelombang suara dengan getaran mekanis membentuk gelombang longitudinal dan berjalan melalui medium tertentu dengan frekuensi yang bervariasi. Manfaat ultrasound yaitu: meningkatkan kemampuan regenerasi jaringan, mengurangi nyeri, meningkatkan sirkulasi darah, releksasi otot, peningkatan permeabilitas membrane. Dosis pemberian ultrasound:
Terapi latihan
CLOSED CHAIN
Wall Sit
Tata cara pelaksanaan:
OPEN CHAIN
SLR (Straight leg reasing)
Tata cara pelaksanaan:
Lunge exercise
Tata cara pelaksanaan:
Wooble Board
Tata cara pelaksanaan:
Pada pasien yang mengalami Chondromalacia Patella bisa melakukan latihan yang sudah diberikan oleh terapis dirumah secara mandiri tetapi tetap dalam pengawasan, jangan melakukan aktivitas yang bebannya lebih besar dilutut agar pemulihan dapat optimal. Tujuan dari diberikan latihan itu untuk menjaga stabilitas (keseimbangan), untuk meningkatkan kekuatan otot dan mengembalikan fungsi dan gerak dari lutut akibat Chondromalacia Patella.
Carolin Kisner dan Lynn Allen Colby, Therapeutic Exercise, Foundation and Techniques, Third Edition.
Duran, S., Cavusoglu, M., Kocadal, O., & Sakman, B. (2016). AC NU SC. Journal of Clinical Imaging.
Hafez AR, Zakaria A, Buragadda S. Eccentric versus concentric contraction of quadriceps muscles in treatment of chondromalacia patellae. World J Med Sci. 2012;7(3):197–203.
Lee, J. H., Jang, K. M., Kim, E., Rhim, H. C., & Kim, H. D. (2021). Static and Dynamic Quadriceps Stretching Exercises in Patients With Patellofemoral Pain: A Randomized Controlled Trial. Sports Health, 13(5), 482–489.
Park J, Kim J, Ko B. Bilateral patella cartilage debridement and exercise rehabilitation for chondromalacia and plica syndrome: A case report. Appl Sci. 2021;11(9).
Pihlajamäki HK, Kuikka PI, Leppänen VV, Kiuru MJ, Mattila VM. (2010) Reliability of clinical findings and magnetic resonance imaging for the diagnosis of chondromalacia patellae. J Bone Joint Surg Am. Apr;92(4):927-34.