UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
Alamat : Jl. Seroja, Gang Jeruk, Kelurahan Tonja Denpasar Utara, Bali 80239
Telp : (0361) 4747770 | 081238978886 | 085924124866
Email : iik.medali[at]gmail.com
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
INTELLIGENCE TO BE ADVANCE
WASPADA CHONDROMALACIA PATELLA! NYERI LUTUT BAGIAN DEPAN
  14 August 2024 - Dibaca 46 kali
  Oleh Administrator
Definisi Chondromalacia Patella

Chondromalacia patella adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pelunakan dan degenerasi tulang rawan di bawah patella, yang disebabkan oleh penggunaan berlebihan (mikrotrauma), retinacular tightness, postur patella yang menyimpang, sudut Q yang tidak teratur, kelemahan atau ketidakseimbangan paha depan, atau kombinasi dari faktor-faktor ini yang menyebabkan nyeri lutut, ketidaknyamanan, dan potensi ketidakstabilan selama gerakan (ParkJ, et al, 2021). Tulang rawan artikular di bawah patela biasanya halus dan mengkilap sehingga dapat meluncur ke bawah alur tulang paha saat lutut menekuk. Namun, pelunakan tulang rawan ini dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan bawah patella, menghasilkan Chondromalacia Patella (Hafez AR, et al, 2012). 

Etiologi Chondromalacia Patella

Faktor yang berperan terhadap perkembangan chondromalacia patella yaitu:

Menurut (Duran et al., 2016):

  1. Trauma lutut
  2. Kelainan struktural sendi tibiofemoral dan patellofemoral (kelainan struktural ini dapat menyebabkan kelebihan tulang rawan pada patella dan selanjutnya akan mengakibatkan perkembangan kerusakan tulang rawan).
  3. Insufisiensi pembuluh darah dalam tulang subkondral. 

Menurut (Lee et al., 2020):

  1. Kelemahan otot lutut
  2. Ketidakseimbangan
  3. Malaligment
  4. Tidak fleksibel pada ekstremitas bawah
  5. Kelemahan otot panggul
  6. Perubahan kontrol neuromuskular
 Patofisiologi Chondromalacia Patella

Chondromalacia patella merupakan suatu kondisi dimana adanya gejala nyeri pada bagian anterior lutut dan keterbatasan fungsi lutut yang disebabkan oleh kerusakan dan perubahan bentuk tulang rawan juga jaringan lain disekitar periosteum, subchondral, dan permukaan tulang. Hal ini terjadi karena adanya perubahan alur gerak patella terhadap troclear femur oleh karena kelemahan otot vastus medialis dan karena adanya genu valgus. Sehingga gerakan tersebut menyebabkan sisi tulang rawan menajadi tipis dan erosi sampai ke permukaan subchondral, periousteum patella dan trochlear femur robek sampai permukaan tulang, gesekan antar tulang menyebabkan kerusakan permukaan tulang sehingga menjadi kasar dan timbul nyeri. Ada 4 grade chondromalacia patella yaitu:

Grade I         : pembengkakan dan pelunakan tulang rawan patela 

Grade II        : pelunakan tulang rawan patela beserta awal dari retakan tulang rawan

Grade III       : fisura memanjang disertai penipisan tulang rawan patela 

Grade IV      : tulang rawan patela hancur hingga tulang subkondral

Tanda dan Gejala Chondromalacia Patella

Tanda dan gejala-gejala chondromalacia patella umumnya bisa terjadi: 

  1. Ketidaknyamanan pada daerah anterior lutut pada saat berjalan, berlari atau melompat. Diperburuk dengan aktivitas yang berlebihan seperti naik turun tangga, dan jongkok. 
  2. Terdapat bunyi atau krepitasi pada saat menggerakan lutut, dan disertai nyeri lutut setelah duduk dalam jangka waktu yang lama. 
  3. Kadang-kadang mungkin ada sensasi seperti patela tergelincir atau melemah saat melakukan aktivitas seperti melompat atau berlari. 
  4. Lutut mungkin membengkak karena penggunaan yang berat dan menjadi kaku dan kencang disebabkan oleh adanya cairan yang menumpuk di dalam sendi lutut.
  5. Tanda klinis dari chondromalacia patella dapat dilihat dari deformitas valgus (bentuk X) dan perubahan sudut Q.
Pemeriksaan Fisioterapi Pada Chondromalacia Patella 

Tes Spesifik

Clarke’s sign Test

Prosedur Pelaksanaan:

Pasien berbaring telentang dengan lutut diluruskan. Posisikan diri anda di samping pasien pada sisi yang terlibat dan letakkan ruang jempol di tepi superior patela. Kemudian minta pasien untuk mengontraksikan otot paha depan seolah-olah mereka sedang merentangkan lutut saat anda memberikan tekanan ke bawah pada patela.

Tes Positif:

Nyeri saat menggerakkan patella atau ketidakmampuan menyelesaikan tes merupakan indikasi disfungsi patellofemoraldan dianggap sebagai tes positif.

Extension Resistance Test 

Prosedur Pelaksanaan:

Ekstensi Lutut (Tes untuk grade 3 hingga 5):

  1. Minta pasien untuk duduk tegak dan menopang badannya dengan lengan disangga tidak lebih besar dari 20 derajat ekstensi. 
  2. Terapis dapat meletakkan tangan atau gulungan handuk di bawah ujung distal paha untuk meredamnya.
  3. Minta pasien untuk melakukan ekstensi lutut.
  4. Tempatkan lutut dalam posisi fleksi 20° dari ekstensi penuh untuk menghindari penguncian mekanis pada lutut persendian.
  5. Berikan tahanan pada bagian proksimal pergelangan kaki.

Tes positif:

Ketika lutut yang terkena menunjukkan kekuatan yang lebih kecil untuk menahan tekanan. Bila positif dapat dikatakan mekanisme ekstensor lutut terganggu.

 Patellofemoral Grind Test

Prosedur Pelaksanaan :

Posisikan pasien berbaring terlentang dengan lutut diluruskan kemudian fisioterapis menggunakan genggaman jari telunjuk dan ibu jari dari kedua tangan memfiksasi superior dan inferior dari patellaPatella secara bertahap dikompresi terhadap tulang paha dan digerakkan secara inferior dan superior, kemudian sliding permukaan posterior patella terhadap condilus femoralis.

Tes positif: Apabila timbul rasa nyeri dilutut bagian anterior pasien.

Patella Apprehension Test

Prosedur Pelaksanaan:

Tes dilakukan dengan posisi pasien berbaring terlentang dengan lutut ditekuk hingga 30°. Pastikan paha depan rileks untuk memungkinkan gerakan pasif patella. Lalu terapis menggunakan ibu jari kedua tangan, dan menekan sisi kearah medial atau lateral patella pasien.

Tes positif : Tes positif jika pasien merasakan nyeri dan menimbulkan rasa takut pasien karena mungkin terkejut dengan besarnya perpindahan lateral patella, dan mungkin merasa tidak nyaman.

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Chondromalacia Patella

Modalitas:

Ulrasound  

Salah satu modalitas fisioterapi yang menggunakan gelombang suara dengan getaran mekanis membentuk gelombang longitudinal dan berjalan melalui medium tertentu dengan frekuensi yang bervariasi. Manfaat ultrasound yaitu: meningkatkan kemampuan regenerasi jaringan, mengurangi nyeri, meningkatkan sirkulasi darah, releksasi otot, peningkatan permeabilitas membrane. Dosis pemberian ultrasound:

  • Frekuensi: 1 MHz 
  • Intensitas: 1,2 w/cm-2 continue
  • Time: 4 menit 
  • Repetisi: 1x pengulangan (per-terapi)

Terapi latihan

CLOSED CHAIN

Wall Sit

Tata cara pelaksanaan:

  1. Sebelum dilakukan latihan pasien terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang cara melakukan latihan. 
  2. Selanjutnya posisikan pasien dalam posisi tegak berdiri di pinggir tembok.
  3. Kemudian terapis berada di depan pasien. Tempatkan kaki sedikit lebih lebar dari lebar bahu dengan ujung kaki sedikit mengarah keluar. Ketika mulai bergerak turun ke bawah, bayangkanlah seolah kita akan duduk sehingga lutut tidak akan bergerak melebihi ujung jari kaki. Jaga agar lutut tidak bergerak melebihi ujung kaki agar tekanan beban tetap pada paha dan bukan pada lutut. Posisi 900 pandangan ke depan atau ke atas untuk menjaga posisi pungung agar tetap lurus. Turunkan badan sampai paha sejajar dengan lantai dan kembali ke posisi semula.
  4. Latihan diberikan selama 8 detik dan rest 4 detik. Dilakukan 8 set latihan dengan intensitas kontraksi 60% sampai maksimal. Antara set satu ke set berikutnya istirahat selama 1 menit, dilakukan 3 kali seminggu.

OPEN CHAIN

SLR (Straight leg reasing)

 

Tata cara pelaksanaan:

  1. Posisi pasien tidur terlentang dengan kedua kaki diluruskan 
  2. Lakukan gerakan mengangkat kaki secara perlahan mendekati tubuh sampai 450
  3. Tahan pada posisi tersebut selama 6 detik kemudian turunkan secara perlahan 
  4. Lakukan pengulangan gerakan intensitas 3 set latihan, lakukan 3 kali seminggu, waktu tahan 6 detik lalu rileks

Lunge exercise 

Tata cara pelaksanaan:

  1. Posisi badan tegak lurus dengan kepala, trunk, tungkai berada pada satu garis lurus. 
  2. Pandangan ke depan dan kedua dengan berada disamping tubuh. 
  3. Letakan kaki kiri maju kedepan kira-kira 30 cm dan kaki kekanan berada dibelakang tubuh 
  4. Tekuk lutut kiri ke depan membentuk sudut 900 dengan tubuh tetap pada aligment lirus
  5. Selain itu kaki kanan juga melakukan hal yang sama yaitu lutut kanan ditekuk kedepan membentuk sudut 900 atau sejajar lurus (lutut kanan tidak boleh menempel pada lantai) dengan hip kanan dan posisi ankle tetap netral tetapi tumpuan pada bagian distal.
  6. Lakukan latihan intensitas 3 set,  lakukan 3 kali seminggu dengan waktu tahan 6 detik lalu rileks.

Wooble Board 

Tata cara pelaksanaan:

  1. Sebelum dilakukan latihan pasien terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang cara melakukan latihan dengan wooble boardWooble board ialah papan keseimbangan yang telah dirancang khusus untuk melatih keseimbangan.
  2. Lalu pasien diminta untuk berdiri dengan satu kaki posisi lutut semifleksi diatas wooble board dan diusahakan jangan sampai jatuh atau menggunakan dua kaki, selama 1 menit.
  3. Kemudian terapis menggunakan alat stopwatch untuk mengukur lamanya pasien mempertahankan keseimbangannya. Jika pasien jatuh atau menggunakan kedua kakinya, maka stopwatch diberhentikan dan waktunya dicatat oleh terapis sebagai evaluasi untuk setiap latihan. 
  4. Latihan ini dilakukan sebanyak 3 set dan setiap set diselingi istirahat selama satu menit dengan intensitas mudah, dan dilakukan 3 kali seminggu. 
Edukasi Fisioterapi 

Pada pasien yang mengalami Chondromalacia Patella bisa melakukan latihan yang sudah diberikan oleh terapis dirumah secara mandiri tetapi tetap dalam pengawasan, jangan melakukan aktivitas yang bebannya lebih besar dilutut agar pemulihan dapat optimal. Tujuan dari diberikan latihan itu untuk menjaga stabilitas (keseimbangan), untuk meningkatkan kekuatan otot dan mengembalikan fungsi dan gerak dari lutut akibat Chondromalacia Patella. 

DAFTAR PUSTAKA

Carolin Kisner dan Lynn Allen Colby, Therapeutic Exercise, Foundation and Techniques, Third Edition.

Duran, S., Cavusoglu, M., Kocadal, O., & Sakman, B. (2016). AC NU SC. Journal of Clinical Imaging.

Hafez AR, Zakaria A, Buragadda S. Eccentric versus concentric contraction of quadriceps muscles in treatment of chondromalacia patellae. World J Med Sci. 2012;7(3):197–203.

Lee, J. H., Jang, K. M., Kim, E., Rhim, H. C., & Kim, H. D. (2021). Static and Dynamic Quadriceps Stretching Exercises in Patients With Patellofemoral Pain: A Randomized Controlled Trial. Sports Health, 13(5), 482–489. 

Park J, Kim J, Ko B. Bilateral patella cartilage debridement and exercise rehabilitation for chondromalacia and plica syndrome: A case report. Appl Sci. 2021;11(9).

Pihlajamäki HK, Kuikka PI, Leppänen VV, Kiuru MJ, Mattila VM. (2010) Reliability of clinical findings and magnetic resonance imaging for the diagnosis of chondromalacia patellae.  J Bone Joint Surg Am.  Apr;92(4):927-34.