SERING MENGALAMI SESAK SAAT BERAKTIVITAS? WASPADA ITU TANDA DARI ADANYA EFUSI PLEURA
Definisi Efusi pleura
Efusi pleura berasal dari dua kata. Yaitu, effusion yang berarti ekstravsasi cairan ke dalam jaringan atau rongga tubuh, sedangka pleura yang berarti membrane tipis yang terdiri dari dua lapisan yaitu pleura viserals dan pleura parietalis. Sehingga dapat disimpulkan efusi pleura merupakan ekstravsasi cairan yang terjadi diantara lapisan viseralis dan parientalis. Efusi pleura dapat berupa cairan jernih, transudate, eksudat, darah, dan pus (Diane,2000). Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura yang terletak di antara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain (Suzzane 2002).
Rongga pleura dalam keadaan normal berisi sekitar 10-20 ml cairan yang berfungsi sebagai pelumas agar paru-paru dapat bergerak dengan lancar saat bernapas. Cairan yang melebihi normal akan menimbulkan ganguan jika tidak diserap oleh pembuluh darah dan pembuluhh limfe (Syahruddin et al,2009).
Menurut Darmanto (2016), ada beberapa factor yang menjadi penyebab dari Efusi pleura adalah sebagai berikut:
Efusi pleura trasudatif merupakan efusi pleura yang berjenis efusi transudate. Efusi pleura transudative dapat disebabkan berbagai faktor anatar lain disebabkan oleh gagal jantung kongestif, emboli pada paru, sirosis hati atau yang merupakan penyakit pada intrabdominal ,dailisis peritoneal, hipoalbumenia, sindromnefrotif, glomerolunefritis akut, retensi garam ataupun setelah pembedahan jantung.
Efusi pleura eksudatif merupakan jenis cairan eksudat yang terjadi akibat adanya peradangan atau proses infiltrasi pada pleura maupun jaringan yang berdekatan dengan pleura. Selain itu adanya kerusakan pada dinding kapiler juga dapat mengakibatkan terbentuknya cairan yang mengandung banyak protein keluar dari pembuluh darah dan berkumpul pada rongga pleura. Penyebab Efusi pleura eksudatif juga bisa disebabkan oleh adanya bendungan pada pembuluh limfe. Penyebab lainnya dari Efusi pleura eksudatif yaitu adanya neoplasma infeksi, penyakit jaringan ikat, penyakit intra abdominal dan imonoligik.
Efusi pleura hemoragis merupakan Efusi pleura yang disebabkan oleh trauma, tumor, infark paru maupun tuberkolosis
4. Berdasarkan Lokasi cairan terbentuk
Penyebab Efusi pleura dari lokasi terbentuknya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu unilateral dan bilateral. Jenis Efusi pleura unilateral tidak ada kaitannya dengan penyebab penyakit tetapi Efusi pleura bilateral dapat ditemukan pada penyakit-penyakit berikut seperti gagal jantung kongestif, sinfrom nefrotif, asites, infark paru, tumer dan tuberkolosis.
Efusi pleura adalah akumulasi cairan di ruang pleura, yaitu ruang antara lapisan pleura visceral (yang melapisi paru-paru) dan pleura parietal (yang melapisi dinding toraks). Gejala Efusi pleura dapat bervariasi tergantung pada volume cairan yang terakumulasi dan kecepatan akumulasinya. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang umum:
1. Sesak napas
Sesak napas adalah gejala paling umum yang dialami pasien dengan Efusi pleura. Hal ini terjadi karena akumulasi cairan menekan paru-paru, mengurangi kapasitas paru untuk mengembang. Pasien mungkin merasa kesulitan bernapas, terutama saat berbaring (orthopnea) atau saat melakukan aktivitas fisik
2. Nyeri Dada
Nyeri dada sering kali dirasakan, terutama saat batuk atau bernapas dalam. Nyeri ini bisa bersifat tajam dan dapat diperburuk oleh gerakan dada
3. Batuk Kering
Batuk yang tidak produktif atau kering juga merupakan gejala yang umum. Ini mungkin disebabkan oleh iritasi pada pleura akibat penumpukan cairan
4. Cegukan
Beberapa pasien melaporkan mengalami cegukan, yang dapat muncul sebagai reaksi refleks terhadap iritasi pada diafragma
5. Demam
Jika efusi pleura disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia atau tuberkulosis, pasien mungkin mengalami demam dan menggigil
6. Kesulitan bernapas saat berbaring
Dalam beberapa kasus pasien melaporkan kesulitan bernapas ketika berbaring, yang dapat membuat mereka lebih nyaman dalam posisi duduk atau setengah duduk.
Perhatikan gejala yang ada. Gejala yang terjadi terus-menerus, seperti batuk, sesak napas, atau kesulitan bernapas dapat disebabkan oleh kerusakan atau penyakit pada paru-paru dan jaringan di sekitarnya.
Penatalaksanaan fisioterapi pada pasien Efusi pleura melibatkan berbagai pendekatan untuk mengatasi gejala, meningkatkan fungsi, dan mengoptimalkan kualitas hidup pasien. Berikut adalah penjelasan mengenai modalitas fisioterapi dan latihan fisioterapi, beserta dosis dan tata cara pelaksanaannya:
1. Modalitas Fisioterapi
Modalitas fisioterapi mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan aliran darah, dan memperbaiki fungsi otot serta saraf. Beberapa modalitas yang umum digunakan dalam penatalaksanaan Efusi pleura adalah sebagai berikut:
a. Infra Red
Infra red digunakan untuk merelaksasi otot-otot di sekitar area thorak, yang dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan kenyamanan bagi pasien. Panas dari IR dapat menciptakan efek analgesik dan membantu vasodilatasi serta meningkatkan aliran darah. Efek dari sinar IR juga akan menyebabkan pelepasan oksida nitrat(NO) dari hemoglobin. Hal ini akan mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan resultan darah untuk membantu proses penyembuhan. Efek panas dari sinar IR juga dapat meningkatkan suhu di area yang terkena serta dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien (Aiyegbusi, dkk., 2016). Manfaat dari Infra red pada pasien efusi pleura yaitu :
2. Exercise Fisioterapi
a. Breathing exercise
Pursed lip breathing adalah teknik latihan pernapasan yang digunakan untuk melatih kembali pernapasan pada pasien dengan sesak napas (Roberts, dkk. (2017)). Latihan ini melibatkan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan dengan mulut dalam posisi mengerucut (seperti meniup lilin). Fokus utama latihan ini adalah membuat ekspirasi (penghembusan napas) lebih lama dari inspirasi (penarikan napas).
Breathing Exercise adalah bagian dari active cycle of breathing technique (ACBT) yang bertujuan untuk merileksasi saluran udara dalam paru-paru. Hal tersebut dilakukan dengan memperluas paru-paru menggunakan tambahan udara dan mengeluarkannya. Selain itu, tujuan latihan ini adalah untuk merangsang sekresi di paru-paru agar dapat dikeluarkan melalui batuk (Swindells, 2017).
Latihan Breathing exercise dapat diberikan 2 kali sehari intensitas latihan dilakukan 15 kali dengan inspirasi 3-5 hitungan dan ekspirasi 3 hitungan, dengan total 10-15 menit.
b. Forced Expiration Tecnique (FET)
Batuk Efektif merupakan bagian dari FET (Forced Expiration Technique) dengan menggunakan teknik "huff/cough" untuk mengeluarkan lendir dari saluran napas atas. Teknik ini melibatkan napas dalam-dalam melalui mulut dan hembusan cepat melalui mulut terbuka untuk membersihkan sekresi pada saluran pernapasan (Mulay, et al., 2017). Latihan batuk efektif dengan teknik "huff/cough" ini membantu mengeluarkan sekresi saat lendir mencapai saluran pernapasan atas. Teknik ini memindahkan dahak dari saluran udara kecil ke saluran udara yang lebih besar, kemudian batuk membantu memindahkan dahak dari berbagai bagian paru-paru sehingga sekresi dapat dikeluarkan (Muselema, 2015). FET dapat dilakukan selama 3 kali sehari sebanyak 5 kali repetisi
Bagi pasien yang menderita penyakit Efusi pleura kami harapkan dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan juga dapat melakukan latihan pernapasan yang dilakukan secara rutin di rumah disertai dengan gaya hidup yang sehat dapat sehingga dapat meningkatkan aktivitas sehari-hari terutama pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan seperti efusi pleura (Rosyadi et al., 2019). Serta hindari aktifitas yang berat seperti mengangkat barang agar tidak memicu terjadinya penyakit serupa sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.
Adipratiwi, G. (2015). Pengaruh Chest Therapy terhadap Derajat Sesak Nafas pada Penderita Efusi pleura Pasca Pemasangan Water Sealed Drainage (WSD) di RS Paru Provinsi Jawa Barat.
Dwianggita, P. (2016). Etiologi Efusi pleura pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali Tahun 2013. Intisari Sains Medis, 7(1), 57-66.
Maghfiroh, F. K. U., & Prasetyo, N. (2023, April). Penatalaksanaan Program Fisoterapi Pada Efusi pleura: Case Report. In SEMINAR NASIONAL LPPM UMMAT (Vol. 2, pp. 681-691).
ROMADHON WIJAYA, F. A. R. I., & Siti Soekiswati, M. H. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Efusi pleura Dengan Modalitas Infra Red Dan Chest Therapy Di Rs Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Safitri, S. (2024). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Efusi pleura Et Causa Hydropneumothorax dengan Modalitas Breathing Exercise dan Massage: Case Report. Physiotherapy Health Science (PhysioHS), 7(1), 99-105.
Fink, J.B. (2007). Forced expiratory technique, directed cough, and autogenic drainage. Respiratory care, 52 9, 1210-21; discussion 1221-3 .
Medical Research Council (MRC) Scale for Muscle Strength
Dr. Ika R. Sutejo,M. Biotecth& Dr Azman Purwandhono, M.Si Modul Keterampilan Klinik Dasar Blok 6 Pemeriksaan Fisik Dasar Dan BLS (3)
Pranita, N.P.N. (2020). Diagnosis dan Tatalaksana Terbaru Penyakit Pleura. Wellness and Healthy Magazine Vol.2 No.1
Rosyadi, I., Djafri, D., Rahman, D., Keperawatan, B., Bedah, M., & Keperawatan, F. (2019). Pengaruh Pemberian Pursed Lip-Breathing, Diaphragmatic Breathing, dan Upper Limb Stretching Terhadap Skala Dispnea pada Klien PPOK. NERS: Jurnal Keperawatan, 15(2), 103– 109.