“Terasa Sakit di Area Tumit? Hati-Hati Anda Mengalami Strain Pada Tendon Achilles “
Tendon achilles adalah tendon besar di belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis ke tulang tumit. Tendon achilles berasal dari tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Letaknya tepat di pergelangan kaki pada manusia. Tendon achilles ini juga tendon kuat dan tebal dalam tubuh. Memiliki ukuran sekitar 15 cm (5,9 inci) panjang dan dekat dengan bagian tengah betis. Tendon ini melekat pada tulang calcaneus dan menyebabkan kaki dapat berjinjit, berjalan, berlari dan melompat. Tendon achilles menahan beban stress yang cukup besar sepanjang hari dalam kehidupan normal (Annisyah, 2022).
Strain tendon achilles merupakan kondisi di mana tendon achilles terlalu tegang atau stres yang menyebabkan tendon meradang, membengkak, dan iritasi. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja yang memberikan banyak tekanan pada kaki, misalnya pelari, pemain basket, dan olahragawan lainnya. Cedera ini bisa terjadi secara akut atau kronik (Annisyah, 2022)
Gejala strain tendon achilles akut :
Gejala strain tendon achilles kronis :
Ada beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab strain tendon achilles yaitu :
Amati pembengkakan, penebalan pada tendon otot betis melemah (mengecil)
Pijat tendon dan para tendon selama pergerakan tendon untuk menentukan bagian mana yang tergabung. Pijat bagian gastrocnemius, soleus (telapak kaki) dan bursa retrocalcaneal
Biasanya menyakitkan jika ada kelainan pada bagian belakang tendon (posterior impingement) dan tambahan penekanan dapat dilakukan
Dilakukan dengan berdiri dan memanfaatkan berat badan sebagai tekanan. Lutut diregangkan dan tumit tetap diatas permukaan tanah. Kaki tetap di posisi netral dengan tempurung lutut sejajar dengan tulang telapak kaki. Bandingkan peregangan pada kedua sisi.
Dilakukan dengan cara pasien berdiri, tegak dengan lutut dilenturkan. Pastikan kaki dalam posisi normal.
Dapat digunakan untuk menimbulkan rasa sakit kembali jika memang dibutuhkan. Pengujian meliputi mengangkat lutut secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri, melompat, menjatuhkan tumit secara tiba-tiba dan menerjang.
Menjalani pemeriksaan USG atau MRI sehingga pemindaian ini akan membantu fisioterapis untuk memastikan tingkat keparahan strain tendon achilles (Pradnya, 2021)
Squeezed test Simmonds atau Thompson
Tes dilakukan dengan meremas bagian tengah otot betis. Hasil tes positif jika tidak terjadi plantar fleksi pada kaki. Dengan pasien tengkurap di atas meja dan pergelangan kaki menjuntai dari meja, pemeriksa meremas bagian bagian betis. Triad Simmonds yaitu gangguan sudut deklinasi mengacu pada hilangnya ketegangan pada tendon achilles yang ruptur, yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki yang cedera lebih dorsiflexi, palpasi celah dapat dilihat dengan meraba tendon di sepanjang panjangnya tendon achilles, dan pemeriksaan dengan lembut meremas otot betis pasien, ini akan merusak otot soleus, menyebabkan tendon gastrocnemius-soleus di atasnya berbaring dari tibia, mengakibatkan fleksi plantar kaki jika tendon utuh.
Tes O’Brien
Jarum hipodermik dimasukkan tepat di medial ke garis tengah dan 10 cm di proksimal dari insersi tendon. Ujung jarum harus berada tepat di dalam substansi tendon. Pergelangan kaki kemudian plantar dan dorsiflexing secara bergantian. Saat dorsiflexi, tendon achilles diregangkan dan jarum harus mengarah distal, jika tendon berada di distal maka jarum masih utuh.
Tes matles atau fleksi lutut
Saat berbaring tengkurap di atas meja, pasien diminta untuk secara aktif menekuk lutut hingga 90. Selama gerakan ini, jika kaki di sisi yang terkena jatuh ke dalam dorsofleksi.
Tes Copeland atau Sphygmomanometer
Pasien berbaring tengkurap dan manset sphygmomanometer dililitkan di tengah betis. Manset dipompa menjadi 100 mm merkuri dengan kaki masuk fleksi plantar. Kaki kemudian didorsifleksikan. Jika tekanan meningkat menjadi sekitar 140 mmHg, dianggap unit tendon, tetapi kembali bekerja mungkin sedikit lebih lama pada pasien yang dirawat secara medis.
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (physics, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi. Disini peran fisioterapi dalam kasus strain tendon achilles itu tergantung pada kondisi permasalahan yang di alami pasien yan diidentifikasikan dari hasil diagnosis, rencana, intervensi dan evaluasi.
Saat mengalami strain pada tendon achilles, terdapat sebuah tindakan awal yang efektif dan murah, serta dapat dilakukan sendiri secara sederhana di rumah. Yaitu dengan menerapkan metode RICE. RICE merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression dan Elevation. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut. Metode terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera sampai dengan ±48 jam setelah cedera terjadi. Metode RICE dapat membantu penyembuhan jaringan setelah mengalami cedera dan mencegah cedera lebih lanjut.
Ultrasound (US)
Modalitas fisioterapi yang digunakan berupa Ultrasound. Ultrasound merupakan modalitas yang menggunakan teknik berupa gelombang suara dengan getaran berupa getaran mekanis yang membentuk suatu gelombang kompresi dan mengalir melalui sebuah medium tertentu dengan frekuensi yang berbeda atau bervariasi. Adanya efek penurunan nyeri yang dihasilkan oleh ultrasound dengan meningkatkan ambang rangsang selama aktivasi ujung saraf sensorik yang bermielin tebal melalui efek thermal. Efek panas tersebut menyebabkan adanya vasodilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan pembuluh darah menjadi lancar. Hal ini dapat menyebabkan zat-zat nyeri yang tertimbun dalam darah dapat larut sehingga nyeri dapat berkurang.
Frekuensi yang digunakan dalam terapi biasanya antara 1,0 MHz dan 3,0 MHz (1MHz = 1.000.000 siklus per detik). Peralatan yang digunakan terapi adalah transducer yang terletak pada aplikator dan generator penghasil frekuensi gelombang tinggi. Transducer memiliki potensi untuk memproduksi arus listrik saat digunakan penekanan. Batas antara lesi superfisial dan lesi dalam berkisar di sekitar kedalaman 2-3cm.
Prosedur terapi ultrasound (US) pada kasus strain tendon achilles
Penggunaan Ultrasound (US) dilakukan dengan memberikan gel di atas kulit yang akan diterapi ataupun obat-obatan topikal tertentu dicampur dengan gel ultrasound, kemudian mulai melakukan terapi dengan gerakan probe melingkar atau maju mundur pada area tendon achilles atau area yang mengalami peradangan. FITT merupakan dosis terapi US yaitu Frekuensi, Intensitas, Time dan Type. Dengan Frekuensi 2 kali seminggu, Intensitas 1 Mhz, Time 4 menit, Type intermitten (Aproval, 2010)
Program terapi latihan yang dapat dilakukan dirumah :
Edukasi Fisioterapi kepada pasien yang mengalami strain tendon achilles :
Untuk mencegah keparahan strain pada tendon achilles, pasien perlu mengistirahatkan tendon achilles, terapi fisioterapi seperti mendapatkan modalitas Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT) dan Ultrasound (US), terapi latihan, adaptasi alas kaki, peregangan dan pemanasan, dan yang paling penting untuk tetap berolahraga sehingga Range Of Motion (ROM) pasien terjaga.