APA ITU SACROILIACA JOINT DISFUNCTION ? YUK KITA CARI TAU
Sacroilac joint dysfunction didefinisikan sebagai suatu kondisi nyeri pada area sendi sacroiliaca yang disebabkan paling sering karena postur ataupun pergerakan yang abnormal. Sacroiliac joint dysfunction merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan adanya nyeri pada pinggang bawah dan menurunnya mobilitas di sekitar pinggang dan sendi panggul. Sacroiliac joint dysfunction sering disebabkan karena penekanan berlebihan akibat abnormalitas dari postur dan struktural. Contohnya termasuk asimetris dari pelvic hasil dari misal ligament ilium, lordosis lumbal yang berlebihan, scoliosis, atau beda panjang kaki (Neumann, 2017). Sebagai organisme yang bipedal, manusia untuk bergerak harus mampu berdiri tegak. Selama kondisi postur berdiri normal, Garis gravitasi melewati posterior sampai tengah dari acetabulum. Posisi pelvic rotasi downward ke posterior disekitar acetabulum. Dan pelvic tilt terbentuk secara otomatis. Sedangkan pada kondisi mengangkat yang salah, badan membungkuk ke depan, postur yang lordosis akan mengubah pusat gravitasi tubuh. Hal ini akan menyebabkan otot-otot perut tidak bisa membantu melakukan rotasi dan transfer gaya ke pelvic, dan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya kondisi sacroiliac joint dysfunction (Gartenberg et al., 2021).
Penyebab potensial nyeri sendi sakroiliaka dapat bersifat traumatis atau atraumatik (Bernard TN., 1991).
Penyebab nyeri traumatis adalah :
1.Fraktur cincin panggul,
2.Cedera jaringan lunak karena jatuh ke pantat
3.Cedera tidak langsung akibat tabrakan kendaraan bermotor
4.Pengangkatan/regangan atau puntiran berat yang tiba-tiba/berulang kali
Penyebab nyeri sendi sakroiliaka yang atraumatik adalah :
1. Spondiloartropati
2. Enthesopati
3. Osteoartritis
4. Infeksi
5. Fusi lumbal sebelumnya
6. Kehamilan
7. Perbedaan panjang kaki dan
Skoliosis.
a. Tes Spesifik. Pemeriksaan spesifik yang dilakukan bertujuan untuk mendiagnosis sacroiliac joint dysfunction, (Prather H, Hunt D., 2004) seperti :
Pasien berbaring dalam posisi terlentang sementara sendi pinggul dan lutut sisi yang diuji difleksikan hingga kira-kira 90° oleh pemeriksa. Gaya geser anterior ke posterior diterapkan pada SIJ melalui sumbu tulang paha. Nyeri yang timbul pada SIJ ipsilateral menunjukkan hasil tes positif.
Pasien terlentang dan berbaring dekat sisi meja, dengan kaki di sisi yang akan diuji digantung di tepi meja dan pinggul serta lutut lainnya ditekuk ke dada. Pemeriksa memberikan tekanan kuat pada lutut yang fleksi, dan tekanan balik diberikan pada lutut kaki yang digantung. Prosedur ini kemudian diulangi pada sisi yang berlawanan. Hal ini memberikan tekanan pada SIJ bilateral. Tes dianggap positif jika pasien merasakan nyeri pinggang di SIJ selama pengujian
Pasien berbaring dalam posisi dekubitus lateral, dengan sisi yang terkena menghadap ke atas, dan menghadap jauh dari pemeriksa, yang memberikan tekanan ke bawah pada puncak iliaka ipsilateral dan spina iliaca anterior superior (SIAS). Tes dianggap positif jika pasien merasakan nyeri pada SIJ sisi ipsilateral.
Pasien dibaringkan terlentang di atas bed. Dengan lengan bawah pasien disilangkan, pemeriksa memberikan tekanan ke arah luar secara perlahan dan stabil pada ASIS kiri dan kanan, sehingga melebarkan atau mengalihkan perhatian keduanya. Tes dianggap positif jika pasien merasakan nyeri di area SIJ.
Terapi dingin, atau cryotherapy, biasanya digunakan pada tahap akut cedera jaringan lunak. Ini melibatkan penggunaan es atau cryocuff untuk mendinginkan area jaringan lunak yang rusak setelah cedera (Kampen WU, Tillman B.,1998) , dapat diberikan pada kasus SI akut nyeri sendi atau dalam kasus artropati inflamasi, terutama dalam 72 jam pertama. Es harus diterapkan 15 hingga 20 menit ke area yang terkena setiap 2 jam diperlukan.
Program ini dilakukan sebanyak 3 set dengan masing-masing 10 kali pengulangan. Tujuan pemberian core muscle exercise adalah untuk menstimulasi kontraksi otot-otot deep core yaitu : transversus abdominus, diafragma, pelvic floor, dan multifidus. Dan Hip bridging.
Edukasi
Pada pasien yang mengalami Sacroiliaca Joint Disfunction bisa melakukan latihan core exercise yang bertujuan untuk penguatan otot dan juga keseimbangan tubuh, latihan secara aktif dan effektif yang sudah diberikan secara mandiri, melakukan Stretching yang bertujuan untuk fleksibilitas otot dan menghindari aktivitas dengan sikap satu kaki agar keseimbangan dan kesimetrisan pada kedua tungkai tetap terjaga.
Gartenberg A, Nessim A, Cho W. 2021. Sacroiliac Joint Dysfunction: Patophysiology, Diagnosis, and Treatment. European Spine Journal.
Kampen WU, Tillman B. Age-related changes in the articular cartilage of human sacroiliac joint. Anat Embryol (Berl). 1998;198:505–513
Bernard TN, Jr. The sacroiliac joint syndrome: Pathophysiology, diagnosis, and management, In: Frymoyer JW, Eds. The Adult Spine Principles and Practice. New York, NY: Raven; 1991:2107–2130
Neumann, Donald A. 2017. Kinesiology of the Musculoskeletal System 3rd Edition. Canada: Elsevier
Schwarzer AC, April CN, Bogduk N. The sacroiliac joint in chronic low back pain. Spine.1995;20:30–37
Prather H, Hunt D. Sacroiliac joint pain. Disability Monthly. 2004;50:670–683